Dalam rangka memperingati HUT Walak Spirit Festival yang ke-4, maka kami perlu memperjalas satu hal penting yang ditemukan dalam Suku Walak pada saat terjadi pemetaan oleh Masyarakat Adat Suku Walak, dalam honai adat (mbelamu) dan dalam kunjungan lapangan, yaitu bahwa ternyata dalam MADAT Koteka di pulau New Guina tidak pernah ada yang namanya Kepala Suku.
Pada saat menggali dasar-dasar Hukum Adat Suku Walak ditemukan bahwa struktur kepemimpinan tertinggi dalam Suku Walak ialah tingkat klen, kemudian marga, dan di bawahnya ialah keluarga.
Dalam tiga struktur ini terdapat seorang Kepala Keluarga, Kepala Marga dan Kepala Klen, atau dalam istilah Koteka disebut “agun-agwe”, yang kami sebut sebagai klen atau sub-suku. Kemudian ada Kepala Marga, misalnya kepala dari marga Enembe, Wenda, Kogoya, Karoba, Wanimbo, Yikwa dan sebagainya.
Tingkat terbawah ialah Kepala keluarga, yaitu kepala dari sebuah keluarga, yang dapat juga terdiri dari satu rumah-tangga, dan bisa juga terdiri dari beberapa rumah-tangga yang memiliki ikatan darah atau kekerabatan.
Pada saat dicari, “Siapa Kepala Suku Walak?”, maka para tua-tua adat mendapati dan menjawab bahwa ternyata dalam Suku Walak TIDAK PERNAH ADA Kepala Suku. Yang ada ialah Kepala Klen, Kepala Marga dan Kepala Keluarga.
Para kepala ini yang disebut Tua-Tua adat berfungsi menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing, sesuai dengan kemampuan, dedikasi dan pengalaman masing-masing, selain sesuai garis keturunan mereka.
Ternyata bahwa istilah “Kepala Suku”-pun tidak pernah ada dalam Bahasa Walak.
Dari Tim Penelitu Yayasan Sahabat Alam Papua (SAPA) menyatakan bahwa dalam MADAT Koteka di pegunungan tengah Papua tidak pernah ada Kepala Suku. Yang ada hanyalah Kepala Klen (agun-agwe), kepala marga, dan kepala keluarga. Para tua-tua adat ini ada yang lebih mengarah kepada politik, hukum, perang, kesehatan, kebun, makanan, dan sebagainya.
Di akhir penelitian dan diskusi, maka disimpulkan bahwa dalam Suku Walak tidak akan pernah ada Kepala Suku, dan bahwa Hukum Adat Suku Walak dijalankan secara mengikat ke dalam MADAT Suku Walak, dan dikepalai oleh para tua-tua adat yang adalah Kepala Klen, Kepala Marga dan Kepala Keluarga.
Bagi yang merasa dirinya sebagai “Kepala Suku”, disarankan supaya “Bertobat!”
Cerita suku Walak, pake contoh marga orang Lani.
Ini tindakan pelecehan.
Perlu diluruskan.
LikeLike